[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Dengarkan Berita”][divide]
Pekanbaru (Nadariau.com) – Senyuman sumringah seketika terpancar dari wajah Ari Putra Susanto. Dengan memakai toga dan jubah, serta selempang bertuliskan ‘Wisudawan Terbaik’, dengan percaya diri dia maju ke depan podium.
Dia didapuk untuk menerima penghargaan selaku pemuncak tingkat kampus di kegiatan wisuda Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta, Sabtu (28/04/2018).
Kerja keras Ari selama kurang lebih 3,5 tahun menuntut ilmu di jurusan Kehutanan Instiper Yogyakarta, akhirnya berbuah manis.
Ari bahkan mampu mencatatkan namanya sebagai lulusan terbaik atau pemuncak dengan predikat cumlaude dalam kegiatan wisuda Sarjana Ke-71 dan Pascasarjana Ke-17 disalah satu sekolah tinggi perkebunan terbaik itu.
Bahkan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diraih Ari nyaris sempurna, yaitu 3,98. Untuk meraih hal ini, tentu tidak mudah.
Namun berkat tekad dan usahanya jugalah, dia akhirnya bisa mencapai prestasi akademik yang membanggakan tersebut dengan tepat waktu. Sekarang perasaan bahagia dan bangga, mungkin dua hal tersebut yang dirasakan pemuda itu.
Tapi siapa sangka, dibalik keberhasilannya meraih kesuksesan tersebut, tersimpan kisah perjuangan yang cukup membuat haru.
Pemuda kelahiran 9 Desember 1997 adalah mahasiswa penerima program beasiswa dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Tujuan dari PT RAPP memang untuk mencari anak-anak berprestasi. Di mana nantinya akan diberikan kesempatan berkuliah secara gratis. Setelah lulus pun bisa langsung bekerja di perusahaan ternama tersebut.
Ari memaparkan, saat itu sebenarnya dia lebih berminat untuk mengambil jurusan psikologi dibanding jurusan kehutanan, seperti yang ditawarkan PT RAPP.
“Tapi saat itu saya pikir kalau saya nggak ngambil kesempatan ini, saya nggak akan kuliah,” ungkap dia mengenang titik awal keberhasilannya kini, seperti dilansir dari tribunpekanbaru.com.
Lantaran menurut Ari, keluarganya termasuk kategori yang kurang mampu. Maklum, sang bapak hanya bekerja sebagai buruh bangunan dengan upah yang tak menentu. Sedangkan ibunya membantu pekerjaan rumah tangga di rumah orang lain.
“Saya juga mikir, di keluarga kami harus ada yang sarjana. Jadi saya putuskan untuk mengambil kesempatan ini, dicoba dulu. Bersyukur saya bisa lulus dan dikuliahkan perusahaan,” ucapnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.
Sebelum berangkat untuk berkuliah di Yogyakarta, orangtua Ari, khususnya sang bapak, agak berat melepas kepergiannya.
Terlebih dikatakan Ari, bapaknya itu memang tipe orangtua yang sangat protektif terhadap anak. Tapi akhirnya Ari bisa menyikapi hal tersebut.
Dia meyakinkan orangtuanya, kalau kepergiannya adalah demi meraih cita-cita dan merubah nasib keluarga.
Diawal-awal menjalani kuliah, yaitu di semester 1 dan 2 Ari masih mencoba untuk melakukan penyesuaian. Karena diakuinya, jurusan kehutanan sebenarnya bukan jurusan yang ia sukai.
Tapi seiring berjalannya waktu, masuk ke semester 3 dan 4 semuanya sudah berjalan lancar. Ari akhirnya jatuh cinta dengan jurusan kehutanan yang diambilnya itu.
Selama kuliah di Instiper Yogyakarta, seluruh biaya perkuliahan termasuk biaya kehidupan sehari-hari Ari ditanggung oleh PT RAPP selaku pemberi beasiswa pendidikan.
Sampai Ari bisa seperti sekarang, dibeberkan anak keenam dari tujuh bersaudara ini, semuanya adalah berkat andil besar perusahaan.
Saat ditanyai perasaannya usai lulus kuliah dengan pencapaian terbaik itu, Ari berucap bangga sekaligus terharu. Prestasi ini dipersembahkannya untuk kedua orangtua dan keluarga.
Tak lupa, Ari juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada PT RAPP yang sudah memberinya kesempatan untuk dapat berkuliah secara gratis.
“Kalau ada kata yang lebih dari terimakasih, mungkin kata itu yang akan saya sampaikan. Karena saya sadari, saya bisa seperti sekarang adalah karena perusahaan. Belum lagi setelah lulus, saya bisa langsung di diterima bekerja di RAPP,” ujar dia.
Ari berjanji, dirinya akan memberikan kontribusi dan performa terbaik bagi perusahaan. Semuanya juga demi dapat meningkatkan kualitas hidup dan perekonomian keluarga.
Ari merupakan 1 dari total 13 orang mahasiswa penerima program beasiswa dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Keseluruhannya berasal dari jurusan Kehutanan.
Selain Ari, dua orang rekannya yang lain, yaitu Johannes dengan nilai IPK 3.97, dan Kristian Darmalia Wibisono dengan nilai IPK 3.97 juga berhasil menjadi pemuncak.
“Para pemuncak ini juga berhak mendapat penghargaan khusus dari perusahaan,” ujar HR Head Riaufiber PT RAPP, Fahrizal Tampubolon.
Sambung Fahrizal, pada dasarnya, program beasiswa PT RAPP sendiri adalah bukti komitmen perusahaan yang turut peduli dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Terutama dalam membantu anak berprestasi, yang berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian yang tidak begitu baik.
“PT RAPP juga memberikan pelatihan dalam bentuk soft skill kepada para penerima beasiswa. Mereka kita pantau setiap semester. Agar mereka terus meningkatkan dan mempertahankan prestasinya,” ucap dia.
Selain itu, 7 orang wisudawan penerima program beasiswa PT RAPP ada yang berasal dari daerah sekitar wilayah operasional perusahaan. Mereka juga sukses meraih predikat cumlaude untuk tingkat Fakultasnya.
Mereka adalah M. Fadhli dan M. Akbar Julianda asal Pelalawan, Zulkarnain dan Rizki Sabandri asal Kuansing ,M. Irvan asal Siak, Mujiono asal Kepulauan Meranti dan Tomi Mulyadi asal Kampar.
Untuk diketahui, sejak tahun 2011 hingga 2017, total seluruh penerima program beasiswa PT RAPP untuk Instiper Yogyakarta berjumlah 154 orang.
Sementara itu, Rektor Instiper Yogyakarta DR Ir Purwadi MS menjelaskan, jumlah lulusan kali ini termasuk jumlah yang terbanyak selama Instiper berdiri.
Dirinya mengatakan, lulusan di periode ini, para penerima program beasiswa dari perusahaan mitra Instiper Yogyakarta berjumlah 74 orang, atau sekitar 30 persen dari total keseluruhan wisudawan.
Dia tak memungkiri, jika mahasiswa penerima beasiswa ini punya kemampuan dan prestasi akademik yang memang di atas rata-rata jika dibanding dengan mahasiswa pada umumnya.
“Sebagai mahasiswa penerima beasiswa mereka kan terikat dengan sistem. Sehingga mereka harus lebih disiplin dan prestasi mesti dijaga. Kita evaluasi juga setiap semester, kalau ada yang kurang dilakukan pembenahan,” beber dia.
Dalam hal ini, Rektor juga menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasihnya kepada para perusahaan mitra Instiper Yogyakarta, termasuk PT RAPP.
Menurutnya, kerjasama yang terjalin antara Instiper Yogyakarta dan PT RAPP sudah cukup lama. PT RAPP juga menjadi tujuan magang para mahasiswa Instiper.
“Kami sampaikan rasa terimakasih kepada para perusahaan mitra atas kepercayaan kepada kami untuk mendidik para mahasiswa yang berstatus sebagai penerima program beasiswa,” ungkap dia.
Terakhir, Purwadi mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan yang rata-rata berhasil lulus tepat waktu.
Dia berharap para lulusan ini dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dunia kerja nantinya. (nrc)


