Kampar, (Nadariau.com) – Kepala Sekolah SD Negri 004 Taratak Buluh Erniyanti.S.Pd coba suap (Lembaga Swadaya Masyarakat) PMPR Indonesia,saat mempertanyakan dua kelas bangunan baru terbengkalai dengan nominal tender proyek fantastik cukup besar.
Saat (Lembaga Swadaya Masyarakat) PMPR Indonesia mendatangi ruangan Kepala Sekolah Erniyanti.S.Pd,untuk mempertanyakan perihal bangunan sekolah terbengkalai tersebut.
Beliau mengatakan, “saya tidak tahu menahu tentang proyek pekerjaan penambahan dua ruang kelas baru,memang benar untuk pengajuan proposal anggaran saya mengajukan ke dinas”.ucap Erniyanti (04/01/2018)
Dengan persoalan ini kami dari LSM PMPR Indonesia sempat merasa bingung dengan pernyataan yang berbelit-belit keluar dari mulut kepala sekolah SDN 004 Taratak Buluh.
“Afrizon sebagai ketua LSM PMPRI DPD Provinsi Riau mengatakan mana mungkin sebagai Kepsek tidak mengetahui soal bangunan dua kelas baru terbengkalai ini, padahal mengajukan proposal anggaran Kepsek , dan diberi tanggung jawab pengawasan bangunan adalah Kepala Sekolah”.
Kami dari perpanjangan pemantauan mata masyarakat,merasakan dalam pelaksanaan proyek bangunan dua kelas baru ini dengan nilai tender proyek. 603.770.000 (Enam Ratus Tiga Juta Tujuh Puluh Ribu Rupiah).Pelaksana pekerjaan oleh CV.Basikoke Kontraktor dengan waktu pelaksanaan 140 (Seratus Empat Puluh) Kalender tidak ada tertera kapan tanggal mulai pelaksanaan dan tanggal berakhirnya pekerjaan proyek bangunan dua ruangan kelas tersebut.
Ketika ketua LSM PMPRI hendak meninggalkan ruangan Kepsek ,karna tidak ada lagi di pertanyakan Erniyanti.S.Pd berusaha untuk mengenggam tangan ketua LSM PMPRI,dengan menyodorkan uang.
“ini ada sedikit buat kebutuhan beli minyak mobil dan rekan-rekan bapak”.kata Erniyanti
Sontak seketika Afrizon sebagai ketua LSM PMPR Indonesia merasa di lecehkan,dengan nada agak tinggi dia mengatakan
“Ibu berusaha buat menyuap saya dan rekan-rekan”.ucap Afrizon
Sungguh perbuatan sangat tidak terpuji di lakukan oleh seorang kepala sekolah,dengan menyuap suatu Lembaga Swadaya Masyarakat sebagaimana seharusnya seorang Kepala Sekolah menjadi panutan baik bagi murid dan masyarakat, ini malah melakukan hal tidak benar, kalau memang merasa salah akui saja kesalahan itu,kenapa harus pakai menyuap segala. Kata Afrizon. (jim)